Senin, 23 Januari 2017

Fantasi ON! Part 3

Artikel ini adalah lanjutan dari Fantasi ON! Part 2
"Edward akhirnya percaya apa yang dikatakan oleh Onni kucing piaraannya bahwa dia berada dalam dunia sihir setelah selamat dari ambang kematian dan bertemu dengan binatang-binatang yang tak pernah ia jumpai sebelumnya. Kini petualangan anak itupun berlanjut"

Argus berdehem pelan sebelum memulai pembicaraannya. "Aku harus mengajakmu ke dunia ini untuk melatihmu. "
"Melatihku? Untuk apa?"
"Seperti yang sudah Onni sampaikan..."
"Tu.. tunggu dulu. Bagaimana kau tahu aku menamainya Onni?" Edward menyela.
"Itu memang namanya.. Sebagai pembawa pesan dia dapat melakukan telepati, Bukan kau yang memberinya nma, melainkan dialah yang memberitahukan namanya padamu." Edward pun manggut-manggut setengah tak percaya.



"Jadi aku harus melatihmu untuk menghadapi monster-monster yang tak lama lagi akan mulai masuk ke duniamu karena ulah penyihir jahat Barthos. Kau tahu kan? Monster semacam serigala besar yang sudah kautemui saat pertama kali datang?"
"Ma.. maksudmu serigala mengerikan itu akan datang ke duniaku?" Edward bergidik ngeri.
"Ya.. dan masih banyak monster lain yang lebih mengerikan."
"Kau bercanda.. Kalian pasti bercanda!! Bagaimana mungkin aku harus menghadapi monster-monster seperti itu!! Aku hanya anak berumur dua belas tahun." Suara Edward tercekat. Bayangan serigala besar itu muncul kembali di kepalanya dan mendadak sekujur tubuhnya terasa perih seperti tercakar kuku-kuku tajam.

"Tidak anakku, tak ada yang salah. Hanya kau yang dapat menyelamatkan duniamu."
"Kenapa tidak kau saja?! Kau memiliki kesaktian! Kau juga mempunyai hewan-hewan ajaib yang kuat?" Edward memberontak.
"Aku harus menjaga dunia ini.. Aku akan berbuat sekuat tenagaku untuk mencegah penyihir Barthos itu mengganggu duniamu."
"Jika begitu, bukankah itu cukup? Penyihir jahat itu tak akan mampu menyerang duniaku."
"Aku pun berharap begitu, namun kenyataan nya berbeda.." Argus menghela nafas. "Aku mungkin bisa menghadapinya dalam duel satu lawan satu, namun dunia ini begitu luas, dia bisa membuka portal ke dunia nyata di manapun dia suka."

"Bahkan dengan bola kristal milikku ini, aku sangsi dapat mengantisipasi setiap rencananya." Argus mengeluarkan sebentuk bola berwarna hitam kelam dari balik jubah panjangnya.
"Bola apa ini?" Edward melongo melihat sebentuk benda antik di hadapannya itu.
"Lihatlah, akan kutunjukan.. Pergio!" Argus menjentikkan jarinya dan tiba-tiba saja ruang udara di sampingnya berubah berkilauan..

"Apa itu?" Edward mengernyitkan dahi tak mengerti. Kini muncul sebentuk titik putih di tengah-tengah bola kristal hitam yang dipegang Argus.
"Ini adalah portal antar dimensi. Bola ini dapat mendeteksi jika ada portal yang terbuka dan memberikan gambaran lokasinya. Aku akan tahu jika Barthos sedang membuka portal. Namun mencegahnya tak akan semudah mendeteksinya bukan." Argus menjelaskan. "Baiklah, kurasa cukup perkenalanmu dengan dunia ini, sekarang masuklah dan kau akan kembali ke duniamu."

"Masuk ke sini? Apakah ini aman?" Edward ragu
"Hmm.. Ya kurasa aku belum pernah mendengar ada yang tertimpa musibah dengan melewati portal ini."
"Bagaimana aku bisa mempercayaimu? Bagaimana kalau aku mati setelah masuk ke situ?"
"Kau bisa mempercayaiku setelah kau masuk. Lagipula jika aku ingin kau mati, aku tak akan menyelamatkanmu dari serigala itu bukan?"

Edward merasa penjelasan itu cukup masuk akal. Dengan ragu anak itupun mulai melangkahkan satu kakinya masuk ke dalam sinar putih berkilauan itu.
"Jangan lupa mampir lagi di lain waktu." Suara Argus mengiringi lenyapnya Edward masuk ke dalam portal.

Di dalam situ gelap gulita. Sinar portal yang tadinya terang berkilau-kilauan mendadak lenyap seketika seluruh tubuh Edward masuk ke dalamnya. Anak itu merasa kepalanya seperti berputar-putar dan kesadarannya pun hilang..

"Edward.. Ayo bangun.. Hari sudah siang!" Suara sayup-sayup itu terdengar akrab di telinganya. Anak itu pun mengedip-ngedipkn matanya untuk mendapati dirinya kembali berada di dalam kamarnya. Edward pun duduk dengan tatapan kosong, dia melihat ke seklilingnya untuk memastikan semuanya telah kembali normal.

"Edward!! Ayo bantu ibu ke ladang!" Suara itu terdengar lagi diiringi oleh kemunculan ibunya dari balik pintu. "Miaww!!" Onni meloncat kaget terdorong oleh ayunan daun pintu yang didorong dari luar. "I.. Iya Bu" Edward mengusap matanya kemudian bangkit berdiri.. Sepertinya semua telah kembali normal. Anak itu pun bergegas mengikuti ibunya berjalan cepat menuju ke ladang.

Artikel selanjutnya dapat dibaca di  Kehilangan Misterius






Tidak ada komentar:

Posting Komentar